Senin, 04 Februari 2013

Managed Democracy (Russia part 2)

Managed Democracy merupakan suatu konsep/istilah yang mengacu pada suatu sistem pemerintahan. Tulisan ini sebenarnya merupakan episode lanjutan dari tulisan saya sebelumnya tentang Vladimir Putin (Russia Part 1). Apakah ada hubungannya dengan Vladimir Putin? "ya, memang ada". istilah ini mungkin masih agak asing bagi para pembaca, *saya aja juga baru-baru tau gara-gara PB skripsi saya (thanks to pak Aryanta). istilah ini memang baru populer semenjak Rusia berada di bawah pemerintahan Vladimir Putin. Namun, sebenarnya konsep ini sudah ada jauh sebelum orde baru, bahkan di negara kita "Indonesia". lho masa' iya?, gak percaya? kepo?
Berikut akan saya jabarkan penjelasannya;

Mengutip dari buku Om Rohman, C.(1) Managed Democracy or Guided Democracy atau Demokrasi Terkelola adalah istilah mengenai sistem pemerintahan demokratis dengan peningkatan otokrasi. Bingung? saya juga bingung. Jadi intinya begini, istilah ini menjelaskan tentang suatu sistem pemerintahan yang "dapat dikatakan" mengikuti prinsip-prinsip dasar demokrasi (seperti adanya lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif serta pelaksanaan pemilu), tetapi dapat menimbulkan penyimpangan kecil ke arah otoritarianisme, karena presiden/pemimpin negara memiliki hak dan kekuasaan yang kuat untuk mengontrol lembaga negara. *maaf  kalo kata-kata saya agak ribet, saya agak sulit mencari penyederhanaan kalimatnya. sistem ini sebenarnya pernah dijalankan sebelumnya di era pemerintahan presiden "Soekarno" di Indonesia, yang biasa dikenal dengan istilah "Demokrasi Terpimpin". karakteristik dari Managed Democracy sendiri antara lain, pertama, Negara dikendalikan oleh kekuasaan presiden yang kuat dan kelembagaan yang lemah, kedua, Negara/pemerintah mengontrol media massa, ketiga, Kontrol terhdapa pemilu memungkinkan elit untuk melegitimasi keputusan mereka, keempat, Dalam jangka pendek terlihat efektivitas namun dalam jangka panjang inefisiensi. 

Semenjak Rusia berada di bawah pemerintahan Vladimir Putin (2000-2008 & 2008-2012 PM), para pengamat dan pakar politik khususnya dari barat mengatakan bahwa Rusia sedang menjalani sistem Managed Democracy, walaupun para birokrat Rusia  sebenarnya tidak pernah menyebutkan istilah ini. di Rusia sendiri sistem ini biasa di sebut "Sovereign Democracy" (ya, sebenarnya sama aja). Semenjak Putin berkuasa, dirinya sering melakukan perubahan/revisi Undang-undang serta kebijakan-kebijakan represif yang dapat memperkuat legitimasinya. kebijakan-kebijakan kontroversial yang pernah dijalankan Putin antara lain adalah, penumpasan gerakan separatis Chechnya yang penuh pro-kontra soal HAM, pembubaran kabinet dan pencopotan jabatan perdana menteri di era PM Kasyanov (PM pertama Rusia di era Putin tahun 2000), Kontrol terhadap pers/media massa dan kekerasan terhadap Jurnalis, serta Kontrol dan kecurangan dalam Pemilu (menurut pihak oposisi). penjelasan mengenai kebijakan-kebijakan tersebut sangat panjang *bisa sampe satu skripsi, kalau pembaca ingin mengetahui lebih jauh mengenai hal tersebut anda bisa browsing berbagai artikel dan berita tentang Rusia Under Putin yang kebanyakan bahasa Inggris, atau mungkin bisa tunggu tulisan saya selanjutnya, itupun kalau saya ingin menuliskannya lagi. 


ketika posisi Putin sempat digantikan oleh Dmitri Medvedev (Presiden Rusia 2008-2012) yang juga "orang dekat" Putin dari partai "United Russia" (partai pengusung kemenangan Putin). banyak pengamat menilai hal tersebut hanyalah kedok terhadap pemerintahan berkelanjutan dari Periode Putin. Putin bisa saja menjabat kembali sebagai presiden untuk ketiga kalinya berturut-turut, kalau saja tidak ada konstitusi yang membatasi masa jabatan presiden hanya dua kali berturut-turut (tidak ada larangan pencalonan kembali jika sudah di sela oleh presiden lain). saat Medvedev menjadi presiden tahun 2008, Putin mengisi pos perdana menteri. namun pengamat menilai, kekuasaan Medvedev masih "dibayang-bayangi" Putin, dengan kata lain meskipun presidennya Medvedev tetapi "otak" pemerintahannya tetaplah pada Putin. 



Meskipun muncul berbagai kritik terhadap sistem pemerintahannya yang cenderung "otoriter", sosok Putin tetap populer dan disukai oleh mayoritas rakyatnya. di mata masyarakat Rusia, Putin telah berhasil mengangkat derajat Rusia di kancah internasional dengan berbagai kemajuan, khususnya stabilitas ekonomi dan memperkuat integritas wilayah Rusia. dibidang ekonomi, Putin berhasil membangkitkan perekonomian Rusia dari keterpurukan paska kemunduran mantan presiden Boris Yeltsin (1991-1999). pertumbuhan ekonomi Rusia meningkat hingga 6-7% di tahun 2006 diiringi dengan penjualan dari industri militer AVPK Sukhoi ke negara-negara lain, serta pertumbuhan GDP yang berkisar di angka 12% dari sektor minyak dan gas yang menjadi penopang kekuatan utama. Selain itu, Putin mendapat gelar "Man of the Year" di tahun 2007 dalam harian "Times".(2) Kebangkitan ekonomi inilah yang menjadi latar belakang Putin lebih dipilih  rakyat Rusia yang umumnya heterogen dan mayoritas dari golongan menengah ke bawah. Upaya Putin dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas dalam negeri sepertinya memang lebih menarik bagi rakyat Rusia ketimbang masalah ideologi politik serta perkembangan demokrasi. *perumpamaannya kurang lebih sama dengan rakyat indonesia yang mayoritas lebih senang hidup di era soeharto ketimbang periode reformasi. 

Disamping itu, sosok Putin dinilai lebih tepat memimpin Rusia karena lebih "kharismatik" dari pada kandidat lawan-lawan politiknya yang lain. keuntungan bagi Putin, semenjak dirinya berkuasa, sosok Putin sering di "citra" kan dan digambarkan sebagai pemimpin yang kuat, cool dan macho  

  




Tidaklah heran mengapa Putin dipandang sebagai pemimpin yang semi otoriter, mengingat Putin sudah berkuasa sekitar 12 tahun (termasuk pos PM). setelah pemilu 2012 lalu, Putin kembali menududuki kursi presiden untuk ketiga kalinya, sesuai dengan prediksi para pengamat politik. Putin berpeluang memerintah Rusia selama 24 tahun, karena sesuai amandemen konstitusi Rusia masa jabatan presiden diperpanjang menjadi 6 tahun. untuk pemilu kedepan, sepertinya sosok Putin masih cukup populer mengingat tidak ada kandidat lawan yang cukup kuat menyaingi popularitas Putin sehingga Putin berpeluang memenangkan kembali pemilu untuk ke empat kalinya (ini baru prediksi). hal inilah yang digambarkan oleh para pakar politik mengenai "Managed Democracy".

Sekian...


Keterangan:
(1). C Rohmann. Managed Demokrasi, A World of Ideas : The Dictionary of Important Ideas and Thinkers. Ballantine Books. 2000.
(2). Simon Saragih.  “Bangkitnya Rusia: Peran Putin dan Eks KGB”. Jakarta: kompas. 2008

1 komentar: